Pembuatan dan Pemurnian Koloid
Pembuatan
koloid ada dua macam yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.Cara kondensasi
dilakukan dengan cara mengubah partikel yang kecil menjadi partikel yang
berukuran koloid. Sedangkan cara dispersi dilakukan dengan menghaluskan
partikel-partikel yang besar menjadi partikel yang berukuran koloid.Ada 3 macam
pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah reaksi pengendapan, reaksi
hidrolisis dan reaksi redoks.Yang termasuk cara dispersi adalah cara mekanik,
peptisasi dan cara Bredig.
a.
Cara Kondensasi
Salah satu cara pembuatan sistem koloid adalah cara
kondensasi, yaitu menggumpalkan partikel larutan yang terlalu kecil menjadi
partikel yang berukuran koloid. Partikel larutan yang berupa ion, atom, atau
molekul dapat dikondensasi atau digumpalkan menjadi ukuran koloid melalui cara
fisis (penurunan kelarutan) atau cara kimia (reaksi tertentu)
Cara fisis yang dapat dilakukan untuk mengkondensasi
partikel adalah sebagai berikut:
1.
Pendinginan
Kelarutan suatu zat pada umumnya berbanding lurus dengan
suhu, sehingga proses pendinginan akan menggumpalkan partikel larutan menjadi
koloid.
2.
Penggantian pelarut
Misalnya kita ingin membuat sol belerang dalam air; belerang
sukar larut dalam air, tetapi melarutkan belerang akan baik dalam alkohol. Maka
larutan jenuh belerang dalam alkohol diteteskan ke dalai air sambil diaduk.
Belerang akan menggumpal menjadi partikel koloid, kemudian alkohol dipisahkan
dengan metode dialisis.
3.
Pengembunan
Misalnya uap raksa dialirkan melalui air dingin, sehingga
terbentuk sol raksa. Kemudian amonium sitrat ditambahkan sebagai penstabil
(stabilizer)
Pembuatan sistem koloid cara kondensasi yang paling banyakdilakukan adalah memalui reaksi kimia. Adapun reaksi kimia tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Reaksi pengendapan
Dua buah reaksi encer yang masing-masing mengandung
elektrolit dicampurkan sehingga menghasilkan endapan yang berukuran koloid.
As2O3 + 3H2S
-------> As2S3 (s)
+ 3H2O
AgNO3 +
NaCl --------> AgCl (s)
+ NaNO3
2.
Reaksi hidrolisis
Sol hidroksida seperti Fe(OH)3 dan Al(OH)3
doperoleh dengan menambahkan garam klorida ke dalam air mendidih, dan garam
terhidrolisis menjadi hidroksida yang berukuran koloid.
FeCl3 + 3H2O
-------> Fe(OH)3 (s)
+ 3HCl
AlCl3 + 3H2O
-------> Al(OH)3 (s)
+ 3HCl
3.
Reaksi redoks.
Sol logam seperti sol emas seperti sol emas dapat diperoleh
dengan mereduksi larutan garamnya, menggunakan reduktor non elektrolit seperti
formaldehida.
2AuCl3
+ 3HCHO + 3H2O -------> 2Au
+ 6HCl + 3HCOOH
Sol belerang dan iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion
sulfida dan ion iodida.
2H2S +
SO2 ------> 3S(s) + 2H2O
5HI +
HIO ------> 3H2
+ 3H2O
b.
Cara Dispersi
Selain cara kondensasi, suatu sistem koloid dapat dibuat
melalui cara dispersi yaitu menghaluskan partikel suspensi yang terlalu besar
manjadi partikel yang berukuran koloid.
Beberapa cara dispersi yang sering dilakukan adalah sebagai
berikut :
1.
Cara mekanik
Yang dimaksud dengan cara mekanik adalah melakukan
penggerusan (penggilingan) untuk zat padat. Setelah diperoleh kehalusan yang
dikehendaki, barulah zat ini didispersikan ke dalam medium pendispersi. Jika
perlu ditambahkan zat pemantap (stabilizer) guna mencegah penggumpalan kembali.
Sol belerang sering dibuat dengan metode seperti ini.
2.
Cara peptisasi
Partikel endapan dipecah dan dihaluskan menjadi partikel
koloid dengan menambahkan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis.
Misalnya, sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan FeCl3,
dan sol NiS dibuat dengan menambahkan H2S
3.
Cara busur bredig (cara elektrodispersi)
Cara ini khusus untuk membuat sol logam dengan cara
dispersi. Dua kawat logam berfungsi sebagai elektrode dicelupkan ke dalam air,
kemudian kedua ujung kawat diberi loncatan listrik. Sebagian logam akan mendebu
ke dalam air dalam bentuk partikel koloid.
Pemurnian
Koloid
Di dalam pembuatan suatu sistem
koloid, sering terdapat partikel-partikel zat terlarut yang tidak diinginkan.
Pertikel-partikel ini dapat menggangu kestabilan koloid sehingga harus
dihilangkan/dimurnikan. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan
yaitu dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
a.
Dialisis
beberapa jenis selaput memungkinkan
ion atau molekul kecil untuk melewatinya tetapi menahan partikel koloid atau
molekul besar. Selapu demikian disebut selaput semipermeabel. Pergerakan
ion-ion dan molekul-molekul kecil melalui selaput semipermeabel disebut
dialisis. Proses dialisis diamati pertama kali oleh Thomas Graham. Ia menemukan
bahwa beberapa zat seperti lem dan gelatin (gel) dapat dipisahkan dari zat-zat
terlarut seperti gula dan garam dengan menggunakan selaput semipermeabel.
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut yang tidak
diinginkan dalam sistem koloid.
Proses dialisis untuk pemisahan
partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi pengembanagn
dialisator, salah satunya mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal.
b.
Elektrodialisis
elektrodialisis merupakan proses
dialisis dibawah pengaruh medan listrik. Elektrodialisis hanya dapat digunakan
untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit. Listrik tegangan
tinggi dialirkan melalui dua layar logam yang menyokong selaput semipermeabel.
Akibatnya, partikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion
akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medan
listrik mempercepat proses pemurnian sistem koloid.
c.
Penyaring Ultra (Ultrafiltrasi)
partikel-partikel koloid dapat
dipisahkan daripartikel-partikel zat terlarut menggunakan penyaring ultra.
Penyaring ultra dapat dibuat dari kertas saring yang telah diresapi selulosa
seperti selofan (cellophane). Proses pemurnian sistem koloid dengan menggunakan
penyaring ultra termasuk lambat. Tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat
proses ini. Pada akhir proses, partikel-partikel koloid akan tertinggal di
kertas saring. Dengan menggunakan penyaring ultra bertahap, partikel-partikel koloid
dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya.